Jumat, 30 Juli 2010

VAS BUNGA KESAYANGAN BU NISA


“ Tettttt…. tetttt….” Bel sekolah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas, kecuali Niko, anak laki-laki yang dijuluki Si sial sebab ia selalu melakukan kecerobohan yang menggelikan.
Billy masih ada di dalam kelas untuk membantu Niko piket. Padahal biasanya ia selalu bermain baseball bersama anak laki-laki lainnya. Baru saja Billy mau mengambil sapu, tangannya sudah ditarik oleh Rihan, “Billy…. Ayo ke lapangan!! Teman-teman sudah menunggu… kau ikut tim merah” katanya. “I-iya Han” angguk Billy cepat.

Sesampainya di lapangan teman-temannya yang lain protes.
“Kenapa telat sih?” kata Zaid
“Iya nih… kita sudah menunggumu lama sekali!”
“Iya iya maaf.. yuk sekarang kita mulai saja!” kata Billy sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Billy menjadi pemukul bola pertama, Ia sedang berkonsentrasi pada bola yang akan dilempar oleh Zaid.Ia juga sedang memikirkan cara agar bisa selamat sampai di base dua tanpa tertangkap.
“Tokk…” Billy berhasil memukul bolanya. Dan ia juga berhasil berlari ke base dua tanpa tertangkap. Tim merah akhirnya menang telak hari itu.

Semua murid telah pulang, Billy mencoba memukul bola yang dilempar Beni sekali lagi. Namun tiba-tiba , “PRAAANG” Billy mencari asal suara itu, sedang Beni bergegas pulang karena takut terjadi sesuatu.

“Beniiiii.. ahh… sekarang pasti hanya aku yang diomeli” guman Billy sambil terus mencari bola yang tadi dipukulnya. Sepertinya suara keras tadi berasal dari kelasnya sendiri. Yupp………. kelas 4C.
“Ni… Niko kau tidak apa-apa?” teriak Billy setelah melihat Niko dengan luka goresan di lengannya yang tak terlalu parah.
“Saat aku mmm…mau…..pu….pulang.. huk huk… tiba-tiba bola ini memecahkan kaca dan vas bunga kesayangan… huk.. Bu Nisa” Niko berusaha menerangkan sambil meringis kesakitan.
“Apakah kau yang melempar bola itu?” lanjutnya.
“Eh… bu bukan, saat aku mau pulang, tiba-tiba ada suara kaca pecah” kata Billy gugup karena berbohong. Terdengan suara langkah kaki, dua anak laki-laki itu ketakutan.

“Ada apa ini? barusan Ibu mendengar suara kaca pecah dan… oh vas bunga kesayanganku…” seru Bu Nisa sedih. “Siapa pelakunya? Apakah kalian melihatnya?” lanjut Bu Nisa. Kedua anak itu saling memandang.
“Paling bola ini Bu” ujar Niko polos.
“Huh kamu bercanda.. mungkin ada yang melemparnya ke kaca kelas ini Bu!” kata Billy, padahal dialah pelakunya.
“Sudah… Ibu mau mendengar penjelasan kalian. Billy silahkan tunggu di ruang guru, dan kau Niko cepat ke ruang kesehatan, obati lukamu !” perintah Bu Nisa lantang.
“Baik Bu” jawab Billy dan Niko serempak.

***

“Iya Bu, kata Bu Nisa ada yang ingin dibicarakan jadi aku pulang terlambat ya Bu”, Billy dan Niko menelpon orangtua mereka masing-masing, setelah itu mereka berlalu ke ruang guru.
“Permisi” ujar mereka berdua dengan nada datar dan kikuk.
“Jadi pada saat Niko akan pulang, tiba-tiba bola ini memecahkan kaca? Benar begitu Niko?” tanya Bu Nisa sambil menyodorkan bola yang ditemukan di TKP. Niko mengangguk lemas.
“Jangan bilang ini kesalahanku” batin Niko dalam hati, sepertinya ia sangat khawatir.
“Lalu… bagaimana denganmu Billy?” tanya Bu Nisa lagi
“Ti.. tidak Bu! Saya… saya memang memukul bola… tapi waktu itu saya dan teman-teman
memang sedang bermain base ball dan saya mendapat giliran pertama memukul bola, pukulan saya home run, tim saya menang tadi.” Kata Billy berapi-api tapi tetap menyembunyikan kejadian saat dia memukul bola di luar pertandingan tersebut.
“Hmmm… jadi siapa yang melempar bola sampai memecahkan kaca dan vas bunga kesayangan saya ini ya?” guman Bu Nisa

“Kalau begitu… kalian boleh pulang, maaf telah menunda waktu pulang kalian” kata Bu Nisa menyesal. “Iya Bu” Billy dan Niko menjawab serempak

***

Setelah mandi di sore hari, Billy termenung di tempat tidurnya, ia merasa bersalah telah berbohong pada Bu Nisa dan Niko.
“Bagaimana ini?... ini kan semua kesalahanku. Aku harus meminta maaf kepada Bu Nisa dan Niko. Tapi… nanti Bu Nisa akan bilang pada ibuku dan aku pasti kena marah. Ah, tapi kejadian itu kan tidak disengaja, pasti mereka akan memaafkanku” gumannya.

***

Esok harinya, ketika jam istirahat….
“Niko, jam pelajaran kelima pelajaran apa sih? Tanya Billy tiba-tiba
“He? Pelajaran ke lima ya?... ng… kalo tidak salah sih pelajaran IPA” jawab Niko
“O ya Niko… saat pelajaran IPA, kau mau menemaniku… ststssstt pststss…” bisik Billy “Boleh” jawab Niko

Entah apa yang akan dilakukan Billy. Pada jam pelajaran kelima yaitu IPA, Billy dan Niko meminta izin kepada Bu Yati untuk bertemu dengan Bu Nisa. Tentu saja Bu Yati mengijinkannya.


“Ah.. kalian rupanya.. duduklah!” sambut Bu Nisa, “Sebenarnya ada apa?” lanjut Bu Nisa. “Begini Bu.. saya mau minta maaf pada Ibu dan Niko. Sebenarnya yang memukul bola itu adalah saya. Saya sangat menyesal telah memecahkan kaca jendela kelas dan vas bunga kesayangan Ibu Nisa juga membuat lengan Niko terluka” kata Billy.
“Eh? Jadi bola itu juga milikmu ya?” tanya Niko, Billy mengangguk lemah.
“Ooooh… kenapa kemarin kau tidak mengaku Billy? Ibu tidak akan memarahimu kok, kejadian itu tidak kau sengaja kan?.. lain kali kalau kau melakukan kesalahan apalagi sampai membuat temanmu terluka, kau harus segera minta maaf” tutur Bu Nisa.
“Iya Bu, sekali lagi saya minta maaf. Maaf juga ya Niko, kau masih mau menjadi temanku kan?” tanya Billy memelas.
“Hehe.. tentu saja Billy, kau akan selalu jadi teman baikku” jawab Niko
Bu Nisa tersenyum menyaksikan keakraban kedua muridnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar